Minggu, 19 Oktober 2014

RESUME METODOLOGI PENELITIAN



RESUME
METODOLOGI PENELITIAN
DOSEN :PROF DR.HJ.SRI BANUN MUSLIM,M.PD.


 







Oleh
SAPRIADI/VB/PAI
151.111.048
JURUSAN PAI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN
INSTITUT AGAM AISLAM NEGERI(IAIN)MATARAM
2012/201
       I.            PENGERTIAN ILMIAH DAN NON ILMIAH

Penelitian dapat digolongkan menjadi dua macam, sesuai dengan tingkat kwalitasnya yaitu penelitian ilmiah dan penelitian non ilmiah atau yang dilakukan oleh orang awam. Penelitian non ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subyektif yang syarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan dari si peneliti. Karena itu penelitian non ilmiah adalah penelitian yang coraknya subyektif.
Sedangkan penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut. Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.
Berbeda dengan penelitian
non ilmiah, penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan; eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya
Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh pancaindera, khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu pernyataan mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala itu harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum atau rumus atau teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.
    II.            PENENELITIAN ILMIAH
1.      Pengertian Penelitian
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Para pakar mengemukakan pendapat yang berbeda dalam merumuskan batasan penelitian atau penyelidikan terhadap suatu masalah, baik sebagai usaha mencari kebenaran melalui pendekatan ilmiah.
Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif dan kualitatif, eksperimental atau noneksperimental, interaktif atau non interaktif. Metode-metode tersebut telah dikembangkan secara intensif, melalui berbagai uji coba sehingga telah memiliki prosedur yang baku.
Penelitiaan merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori. Dalam kaitannya dengan upaya pengembangan pengetahuan, Welberg (1986) mengemukakan lima langkah pengembangan pengetahuan melalui penelitian, yaitu: (1) mengidentifikasi masalah penelitian, (2) melakukan studi empiris, (3) melakukan replikasi atau pengulangan, (4) menyatukan (sintesis) dan mereviu, dan (5) menggunakan dan mengevaluasi (McMillan dan Schumacher, 2001: 6 ).[1]
2.      Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Ø  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah aspek-aspek yang ingin diperoleh dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu sangat erat kaitannya dengan jenis penelitian yang dilakukan.ujuan penelitian murni akan berbeda dengan penelitian terapan, dan berbeda pula dengan penelitian evaluasi.[2]
Menurut V. Young dalam Scientific Social Survey and Research dapat dipahami bahwa tujuan penelitian adalah:
a.       Menemukan fakta-fakta atau bukti-bukti baru dalam lapangan pendidikan dan menguji fakta-fakta lama. Dengan demikian setiap fkta-fakta yang telah ditemukan, pada waktunya perlu di uji kembali guna memperoleh fakta-fakta yang lebih aktual.
b.      Menganalisa urutan-urutannya, antar hubungan dan penjelasan-penjelasan sebab akibat yang muncul dalam kerangka teoritis yang ada dalam refensi-referensi pendidikan.
c.       Mengembangkan alat-alat, konsep-konsep dan teori-teori ilmiah yang baru dalm bidang pendidikan yang dapat memudahkan validitas dan reliabilitas studi tentang tingkah laku manusia.
Menurut  al-Ghizali, tujuan penelitian adaalh untuk mengetahui:
1.      Hakekat ilmu pengetahuan menurut al-Ghazali.
2.       Cara memperoleh ilmu pengetahuan.
3.       Transmisi ilmu pengetahuan dan tuhan kepada manusia.
4.      Hakikat ilmu laduni dalam konteks ilmu pengetahuan lainnya
Tujuan penelitian seyogyanya dirumuskan sebagai kalimat pertanyaan yang konkret dan jelas tentang apa yang akan diuji, dikonfirmasi,, dibandingkan, dikorelasikan dalam peelitian tersebut.[3]
Ø  Kegunaan Penelitian

Secara ringkas dapat dikemukakan beberapa manfaat penelitian kependidikan:
1.      Hasil penelitian kependidikan dapt menggambarkan keadaan pendidikan dan kemampuan sumber daya yang ada, kemungkinan pengembangan serta hambatan-hambatan yang dihadapi atau dtemukan dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya di lokai penelitian.
2.      Hasil peneitian dapat dijadikan alat untuk mendiagnosa sebab kegagalan serta problem yang dihadapi dalam praktek kependidikan, sehingga mudah dicarikan upata penanggulangannya.
3.      Hasil penelitian dapat dijadikan alat untuk menyusun kebijakan-kebijakan atau policy dalam menyusun strategi pendidikan.
4.      Hasil penelitian dapat menggambarkan tentang kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan serta tenaga kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang sangat berperan bagi keberhasilan praktek pendidikan
Kegunaan/manfaat penelitian umumnya dipilah menjadi dua kategori, yaitu teoritis/akademis dan praktis/fragmatis. Kegunaan teoritis/akademis terkait dengan  kontribusi tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu pengetahuan serta dunia akademis. Sedangkan kegunaan praktis/fragmatis berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun organisasi.

3.      Fungsi Penelitian
a.       Informasi yang didapat akan sangat berarti dalam memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi untuk melalui masa berikutnya. Melalui penelitian dikumpulkan data untuk meramalkan beberapa kejadian atau situasi masa yag akan datang.
b.      Mengendalikan peristiwa maupun gejala-gejala yang terjadi.
Melalui penelitian juga dapat dikendalikan peristiwa maupun gejala-gejala. Merancang sedemikian rupa suatu bentuk penelitian untuk mengendalikan peristiwa itu. Perlakuannya disusun dalam rancangan adalah membuat tindakan pengendalian pada variabel lain yang mungkin mempengaruhi peristiwa itu.
 III.            JENIS-JENIS PENELITIAN
1.      Penelitian berdasarkan Tujuan
Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian juga dapat dibedakan berdasarkan tujuannya. Berdasarkan tujuannya dibedakan antara penelitian deskriptif, prediktif improfit dan eksplanatif. Nana Syaodih Sukmadinata (2005:18) mengemukakan sebagai berikut:

Penelitian Deskriptif, ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Dalam studi ini para peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya. Penelitian deskriptif dapat berkenaan dengan kasus-kasus tertentu atau sesuatu populasi yang cukup luas. Dalam penelitian deskriptif dapat digunakan pendekatan kuantitatif, pengumpulan dan pengukuran data yang berbentuk angka-angka, atau pendekatan kualitatif, penggambaran keadaan secara naratif kualitatif. Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada saat ini atau dalam kurun waktu yang singkat. 
      
Penelitian Prediktif, studi ini ditujukan untuk memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada saat yang akan dating berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. Penelitian deskriptif dilakukan melalui penelitian yang bersifat korelasional dan kecenderungan. Melalui penelitian korelasional, selain dapat dicari korelasi antara dua atau lebih dari dua variebel juga dapat dihitung regresinya. Melalui perhitungan regresi ini, baik regresi parsial maupun multiple dapat diprediksi dampak atau kontribusi dari satu atau lebih dari satu variable terhadap variabel lainnya. Sebagai contoh; prediksi tentang jumlah penduduk lima atau sepuluh tahun yang akan dating bisa dihitung berdasarkan perkembangan penduduk selama lima sampai sepuluh tahun yang lalu. 
Penelitian Improftif, penelitian ini ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program. Dalam bidang pendidikan seperti pelaksanaan kurikulum, pembelajaran, evaluasi mata pelajaran, program praktik laboratorium, praktik ketrampilan, bimbingan siswa, pengawasan sekolah, layanan perpustakaan dan program pelatihan kepala sekolah, guru maupun staf administrasi. Untuk memperbaiki atau menyempurnakan pelaksanaan program atau kegiatan digunakan penelitian tindakan, sedang untuk memperbaiki, meningkatkan atau menghasilkan program yang standar atau model digunakan penelitian eksperimental.

2.      Penelitian berdasarkan Metode
Metode Penelitian adalah suatu metode ilmiah yang memerlukan sistematika dan prosedure yang harus ditempuh dengan tidak mungkin meninggalkan setiap unsur, komponen, yang diperlukan dalam suatu penelitian (Mardalis 2007:14). Sementara Sugiyono (2003:4) mengatakan bahwa jenis-jenis penelitian terbagi atas tujuan, metode, tingkat eksplanasi, jenis data dan analisis.
Dan yang akan diketengahkan di sini adalah definisi jenis penelitian berdasarkan metode terdiri dari:
  1. Penelitian Survey
  2. Penelitian Ex Post Facto
  3. Penelitian Experimen
  4. Naturalisitk/Kualitatfi
  5. Policy Reseacrh/Kebijakan
  6. Action Research/Tindakan Aksi
  7. Penelitaian Evaluasi
  8. Penelitian Sejarah
1.      Penelitian Survey
Kerlinger (1973, dalam Sugiyono:2003:7) mengatakan bahawa Penelitian Survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, disrtibusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
2.      Penelitian Ex Post Facto
Sugiyono (2003:9), Penelitian Ex Post adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Penelitian menggunakan logika dasar yang sama dengan penelitian experiment
3.      Penelitian Experimen
Sugiyono (2003:9), Penelitian Eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Terdapat empat bentuk metode experimen yaitu pre experimental, true experimental, factorial dan quasi experimental. Sementara itu, Tuckman (1982:128-156) mengatakan penelitian experimen umumnya dilakukan pada laboratorium
4. Naturalisitk/Kualitatfi
Sugiyono (2003:9) Penelitian Naturalistik adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. metode Penelitian ini juga dikenal dengan penelitian kualitatf.
5. Penelitian Policy Research (penelitian kebijakan)
Majchrzak (1984, dalam Sugiyono, 2003:7) mendefinisikan policy research adalah suatu proses penelitian yang dilakukan pada atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat kepustusan untuk bertindaks secara praktis dalam menyelesaikan masalah. Penelitian research dimulai karena adanya masalah dan masalah ini pada umumnya dimiliki oleh para Administrator.
6. Action Research/Tindakan Aksi
Sugiyono (2003:9) mengemukakan Penelitian Action Research Penelitian tindakan adalah suatu proses yang dilalui oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan menghasilkan perubahan tersebut dan kemudian setelah sampai pada tahap kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, melaksanakan prosedur ini. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah (1) Situasi (2) prilaku, (3) Organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja dan pranata.
Sedangkan Husaini Usman, Purnomo Setiadi Akbar (2009:6) mengatakan Penelitian tindakan bermaksud mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah di dunia kerja atau dunia aktual yang lain
7. Penelitian Evaluasi 
Suchman (1961, dalam Suharsimi Arikunti (2009:1) memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan.
Selanjutnya Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:23-24) mengatakan ada dua kemungkinan asal (dari mana) orang untuk dapat menjadi evaluator program ditinjau dari  program yang akan dievaluasi. Berdasarkan pertimbangan evaluator dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam yaitu (1) evaluator dalam, dan (2) evaluator luar.
Evaluator dalam adalah petugas evaluasi program yang sekaligus merupakan salah seorang dari petugas atau anggota pelaksana program yang dievaluasi. Sedangkan evaluator adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan dan implementasi program. Mereka berada di luar dan diminta oleh pengambil keputusan untuk mengevaluasi keberhasilan program atau keterlaksanaan kebijakan yang sudah diputuskan.
Kiddler (1981:84, dalam Sugiyono, 2003) mengatakan terdapat dua jenis dalam penelitian evaluasi yaitu evaluasi Formatif dan evaluasi Sumatif.
Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mendapatkan feedback atau umpan balik suatu aktifitas dalam bentuk proses sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas program produk yang berupa barang atau jasa. Sementara Evaluasi Sumatif menekankan pada efektifitas pencapaian program yang berupa produk tertentu. (Sugiyono, 2003:9)
Sementara Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:43) mengemukakan bahwa evaluasi Formatif secara prinsip merupakan evaluasi yang dilaksanakan ketika program masih berlangsung atau ketika program masih dengan permulaan. Tujuan evaluasi formatif tersebut adalah mengetahui seberapa jauh program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifkasi hambatan. Evaluasi sumatif dilakukan setelah program berakhir. Tujuan dari evaluasi Sumatif adalah untuk ketercapaian program.
8. Penelitian sejarah
Isaac (1981, dalam Sugiyono:2003:10) mengatakan bahwa tujuan penelitian sejarah dalah untuk merekontruksi kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh, sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta untuk membuat kesimpulan. Namun demikian kesimpulan yang diperoleh sifatnya masih hipotesis.


 IV.            LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Secara garis besarnya, dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Pembuatan rancangan.
2. Pelaksanaan penelitian.
3. Pembuatan laporan penelitian.
Adapun rincian langkah-langkahnya adalah :
1.      Memilih Masalah.
2.      Studi Pendahuluan.
3.      Merumuskan Masalah.
4.      Merumuskan anggapan dasar (hipotesis).
5.      Memilih pendekatan atau metode yang akan digunakan dalam penelitian.
6.      Menentukan variabel dan sumber data.
7.      Menentukan dan menyusun instrumen serta tehnik pengumpulan data, misalnya Observasi, interview ataupun kuesioner.
8.      Mengumpulkan data.
9.       Analisis data atau mengolah data
10.   Menarik kesimpulan.Menyusun laporan.

    V.            MENENTUKAN DAN MEMUTUSKAN MASALAH
Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada. Antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan.
a.       Kriteria Masalah Penelitian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian:
1.      Memiliki nilai penelitian.
Masalah yang akan di pecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif
2.      Memiliki Fisibilitas.
Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat di pecahkan atau di jawab.
b.      Rumusan Masalah Penelitian yang baik.
Rumusan Masalah Penelitian yang baik,antara lain:
1.      Bersifat Orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.
2.      Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
3.      Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah
4.      Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
5.      Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
6.      Bersifat etis, artinya tidak bertentengan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
c.       Sumber Masalah Penelitian
Sumber Masalah Penelitian, antara lain:
1.      Buku bacaan atau laporan hasil Penelitian
2.      Pengamatan sepintas
3.      Pernyataan pemegang otoritas
4.      Perasaan Intuisi
5.      Diskusi,seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.

 VI.            HIPOTESIS
1.      Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara tentang suatu hal yang bersifat sementara dan belum dibuktikan kebenarannya secara empiris dan ilmiah.
2.      Fungsi Hipotesis
Secara singkat, Hipotesis berfungsi sebagai berikut:
1.      Untuk merumuskan jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul sehubungan dengan peristiwa yang terjadi.
2.      Untuk menguji suatu kebenaran teori, pendapat atau pertanyaan.
3.      Untuk memberi ide dalam mengembangkan suatu teori atau pendapat.
4.      Untuk memperluas dan menjuruskan pengetahuab dan pengertian kita terhadap gejala-gejala yang akan diteliti.
3.      Merumuskan Hipotesis
Hal-hal yang harus diperhartikan dalam merumuskan hipotesis adalah sebagai berikut:
1.      Hipotesis harus bertalian dengan teori tertentu, maksudnya hipotesis itu harus didasarkan dengan teori-teori yang telah ada dalam literatur atau buku-buku ilmu pengetahuan.
2.      Hipotesis harus dapat di uji dengan data-data empiris, maksudnya hipoptesis itu harus dapat di tes berdasarkan hasil data-data penelitian yang terkumpul.Itulah sebabnya hipotesis tidak boleh mengandung unsur-unsur moral,sikap,atau nilai.
4.      Jenis-jenis Hipotesis
Berdasarkan bentuknya, hipotesis ada tiga macam yaitu:
1.      Hipotesis Kerja
Hipotesis kerja juga disebut Hipotesis Alternatif (Ha). Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok tertentu.
2.      Hipotesis Nol (Nullhyphotheses)
Hipotesis nol sering disebut hipotesis statistik karena dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu hipotesis yang di uji dengan perhitungan statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
3.      Hipotesis Statistik
Yaitu Hipotesis yang menyatakan hasil observasi tentang populasi (manusia atau benda) dalam bentuk kualitatif.

VII.            PENGERTIAN (SAMPLE,POPULASI,RESPONDEN,SUBYEK PENELITIAN)
1)      Pengertian Sample
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:
1.      Harus meliputi seluruh unsur sampel
2.      Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali
3.      Harus up to date
4.      Batas-batasnya harus jelas
5.      Harus dapat dilacak dilapangan
2)      Pengertian Populasi
Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu:
1.      Populasi sampling, contoh apabila kita mengambil rumah tangga sebagai sampel, sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah tangga yang bekerja sebagai PNS, maka seluruh rumah tangga adalah populasi sampling
2.      Populasi sasaran, sesuai dengan contoh di atas, maka seluruh PNS adalah populasi sasaran

VIII.            TEKHNIK ATAU METODE PENGUMPULAN DATA

1.      Macam-macam Tekhnik Pengumpulan data
a)      Angket (Kuesionare)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah  (a) untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
b)      Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi,  ada beberapa macam tes dan alat ukur.
1)    Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
2)    Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
3)    Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
4)    Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
5)    Tes minat  atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang  terhadap sesuatu.
6)    Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
c)      Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban kepada peneliti.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1)    Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat tergantung pada pewawancara.
2)    Pedoman pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda v (check).
Dalam pelaksanaan penelitian dilapangan, wawancara biasanya wawancara dilaksanakan dalam bentuk ”semi structured”. Dimana interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam  dalam menggali keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan mendalam.
d)     Dokumen
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain sebagainya.
Selain bentuk-bentuk dokumen tersebut diatas, bentuk lainnya adalah foto dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto akan dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan maksud tertentu, misalnya  untuk melukiskan kegembiraan atau kesedihan, kemeriahan, semangat dan situasi psikologis lainya. Foto juga dapat menggambarkan situasi sosial seperti kemiskinan daerah kumuh, adat istiadat, penderitaan dan berbagai fenomena sosial lainya.
Selain foto, bahan statistik  juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen yang mampu memberikan informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi dalam suatu lembaga atau organisasi. Data ini sangat membantu sekali bagi peneliti dalam menganalisa data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif ini analisa data akan lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian.
e)      Observasi
Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
Seorang peneliti harus melatih dirinya  untuk melakukan pengamatan. Banyak yang dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil pengamatan dari masing-masing individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti tentang realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita amati, tidak memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan adalah  observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.
Menurut Nasution, ada beberapa  hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi, antara lain:
1)    Harus diketahu dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya ditempat-tempat pada waktu tertentu atau terjadi diberbagai lokasi?
2)    Harus ditentukan siapa-siapa sajakah yang dapat diobservasi, sehingga benar-benar representatif?
3)    Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan sehingga relevan dengan tujuan penelitian.
4)    Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data, terutama berkaitan dengan izin pelaksanaan penelitian.
5)    Harus diketahui tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi.

 IX.            INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen, antara lain:
a.    Mengindentifikasikan variabel-variabel yang diteliti
b.    Menjabarkan variabel-variabel dalam beberapa dimensi
c.    Mencari indikator-indikator setiap dimensi
d.    Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
e.    Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
f.     Petunjuk pengisian
Hal lain yang perlu diperhatikan agar instrumen yang disusun tepat sesuai sasaran yang ingin dicapai adalah:
a.    Menetapkan sebuah konstruk, yaitu membuat batasan mengenai variabel yang diteliti.
b.    Menetapkan dimensi-dimensi, yaitu merumuskan unsur-unsur atau bagian-bagian yang ada pada sebuah kontrak.
c.    Menyusun item-item pertanyaan atau pernyataan, yaitu menjabarkan sebuah dimensi-dimensi ke dalam beberapa pertanyaan, untuk menerangkan konstruk variabel yang hendak diteliti.

    X.            KUESIONARE DAN PEDOMAN TEHNIK PENGUMPULAN DATA
Kuesionare
Kuesionare adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah  (a) untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai berikut:
1)    Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2)    Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3)    Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
4)    Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
1)    Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang mengandung indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian.
2)    Tiap pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran definisi operasional, sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab permasalahan penelitian.
Dalam kusioner, pertanyaan-pertanyaan yang diajaukan biasanya pertanyaan mengenai hal-hal sebagai berikut:
1)    Pertanyaan tentang fakta. Misalnya umur, pendidikan, status dan agama
2)    Pertanyaan tentang pendapat dan sikap, yang menyangkut masalah perasaan dan sikap respondsen tentang sesuatu
3)    Pertanyaan tentang informasi. Pertanyaan yang menyangkut apa yang diketahui oleh responden
4)    Pertanyaan tentang persepsi diri. Responden menilai perilakunya diri dalam hubungannya dengan orang lain.
Ditinjau dari segi cara pemakain kuesioner, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh peneliti, antara lain:
1)    Kuesioner digunakan dalam wawancara  tatap muka  dengan responden
2)    Kuesioner diisi sendiri oleh responden
3)    Wawancara melalui telepon
4)    Kuesioner dikirim melalui pos.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan/menyusun kusionare, antara lain:
1)    Pakailah bahasa yang sederhana yang dapat dipahami oleh responden.
2)    Pakailah kalimat yang pendek yang mudah difahami.
3)    Jangan terlampau cepat menganggap bahwa responden telah memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang masalah penelitian.
4)    Lindungi harga diri responden.
5)    Bila ingin menanyakan suatu perasaan atau tanggapan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, tanyakan terlebih dahulu hal-hal yang menyenangkan.
6)    Pertimbangkan pertanyaan bersifat langsung atau tidak langsung.
7)    Tentukan pertanyaan terbuka atau tertutup.
8)    Masukkan hanya satu buah pikiran dalam tiap pertanyaan.
9)    Rumusan pertanyaan jangan sampai memalukan responden. (lihat, Nasution, 2006:135-137)

 XI.            ANALISIS DATA
a.       Pengertian Analisis Data
Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.
b.      Tujuan Analisis Data
(a) Mendeskripsikan data, biasanya dalam bentuk frekuensi, ukuran tendensi sentral maupun
ukuran dispersi, sehingga dapat dipahami karakteristik datanya.
(b) Membuat induksi atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik). Kesimpulan yang diambil ini bisanya dibuat berdasarkan pendugaan (estimasi) dan pengujian hipotesis.
c.       Langkah dan Prosedur Analisis Data
(a) Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui instrumen pengumpulan data.(b) Tahap
editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data. (c)
Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat
dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti. (d) Tahap tabulasi
data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. (e) Tahap pengujian kualitas
data, yaitu menguji validitas dan realiabilitas instrumen pengumpulan data. (f) Tahap
mendeskripsikan data, yaitu tabel frekuensi dan/atau diagram, serta berbagai ukuran tendensi
sentral, maupun ukuran dispersi. tujuannya memahami karakteristik data sampel penelitian. (g)
Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap proposisi-proposisi yang dibuat
apakah proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna atau tidak. Atas dasar Pengujian
hipotesis inilah selanjutnya keputusan dibuat.
d.      Macam Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian, dibagi menjadi dua, yaitu teknik analisis data diskriptif dan teknik analisis data inferensial. Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskritif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian. Temasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
Sementara itu teknik analisis data inferensial dilakukan dengan statistik inferensial, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan membuat kesimpulan yang berlaku umum.

XII.            MENGKAJI BAHAN PUSTAKA
a.       Pengertian Kajian Pustaka
 Kajian pustaka merupakan daftar  referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus dirujuk di dalam skripsi. Referensi ditulis urut menurut abjad huruf awal dari nama akhir/keluarga penulis pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru ditulis lebih dahulu).
Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
b.      Sumber kajian pustaka
Secara garis besar, materi kepustakaan dapat dibagi atas sumber acuan primer dan sumber acuan sekunder. Yang termasuk sumber acuan primer, antara lain: jurnal, skripsi, tesis, disertasi, bulletin dsb. Sedangkan sumber acuan sekunder terdiri atas: text book, encyclopedia, monograph, hasil review dsb. Karena sifatnya yang lebih baku sering pula disebut “sumber pustaka baku”. Sifatnya lebih permanen, maka pada umumnya memiliki waktu, masa usia terbit yang lebih lama. Dampaknya teori-teori yang ada di dalamnya telah terpaut beberapa tahun dengan penelitian yang tengah dilakukan.
c.       Kriteria Pemilihan Sumber Pustaka
Kriteria pemilihan sumber pustaka mencakup:
1.      Ketetapan (adequa-cy) 
Isi dari sumber pustaka sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan.
2.      Kejelasan (clarity)
Sumber pustaka harus mudah dipahami atau dimengerti oleh peneliti.
3.      Empiris (empericalness)
Sumber pustaka itu berdasarkan pada kenyataan bukan hasil imajinasi.
4.      Terorganisasi (Organization)
Isi dari sumber pustaka harus terorganisasi dengan baik sehingga memudahkan peneliti untuk mencari informasi.
5.      Kemutakhiran (Recen-cy)
Sumber pustaka harus berdasarkan perkembangan terbaru dalam bidangnya (up to date).
6.      Relevansi (relevance)
Sumber pustaka berhubungan dengan penelitian.
7.      Meyakinkan (convic-ingness)
Sumber pustaka dapat menjadi acuan yang terpercaya bagi peneliti.
Berdasarkan penggunaan acuan diatas yaitu: sumber acuan umum dan khusus, penelitian dapat melakukan dua penelaahan atau analisis dalam mengambarkan kajian pustaka yang berkaitan. Penalaran deduktif dilakuakn berdasarkan teri-teri atau konsep-konsep umum yang ada dan penalaran induktif dilakukan berdasarkan sintesis atau pemaduan hasil-hasil penelitian.
Secara garis besar sumber bacaan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.        Referensi umum: sumber yang dijadikan rujukan utama oleh peneliti, misalnya dari artikel tertentu, karangan ilmiah, buku, dan dokumen lainnya yang berkaitan langsung dengan pertanyaan penelitian. Referensi umum merupakan indeks, yaitu daftar pengarang, judul buku, tempat penerbitan artikel atau wacana atau berupa abstrak.
2.        Sumber primer: adalah publikasi di mana seseorang melakukan penelitian penelitian kemudian diterbitkan. Penulis mengkomunikasikan temuannya secara langsung kepada pembaca. Sumber primer penelitian pendidikan adalah journal, misalnya Journal of Research in Science Teaching. Ada journal yang diterbitkan bulanan, tiga kali dalam setahun, dan artikel yang dimuat merupakan laporan hasil penelitian.
3.        Sumber sekunder: adalah publikasi di mana penulis mendeskripsikan hasil karya orang lain. Sumber sekunder adalah buku (text books), ensiklopedia pendidikan, kajian penelitian, atau buku tahunan.
d.      Catatan hasil kajian pustaka
hasil dari catatan kajian kepustakaan tersebut dapat diklasifikasi atas empat prinsip, antara lain:
a)      Quation, kalimat per kalimat apa yang ditulis oleh penulis dikutip, bahkan apabila perlu di-copy, sehingga memudahkan bagi peneliti dalam penyusunan catatan kaki (footnote).
b)      Paraphrase, peneliti mencatat konklusi pernyataan penulis dalam bentuk bahasa peneliti.
c)      Summary, isi artikel dikutip oleh peneliti dalam bentuk pernyataan.
d)     Evaluation, peneliti mencoba mengungkapkan reaksinya, setuju ataupun tidak setuju terhadap pernyataan peenulis pustaka, atau peneliti mencantumkan interpretasinya.

XIII.            PROPOSAL PENELITIAN
1.      Difinisi proposal
Proposal merupakan rencana kegiatan sebagai atau pedoman kerja yang mencerminkan kulaitas penelitian yang akan dilakukan. Dengan adanya proposal, penelitian menjadi jelas tentang apa yang akan dilakukan secara variabel, problematika, tujuan, hipotesis, populasi dan sampel, instrumen pengumpulan data, serta teknis analisis data talah diketahui dengan jelas.
Jadinya proposal adalah, sekumpulan perancanaan yang telah dibuat dalam melakukan suatu penelitian.
2.      Tujuan pembuatan proposal.
§  Mengungkapkan masalah-masalah yang penting untuk diteliti
§  Mendiskusikan usaha yang harus dilakukan dalam penelitian sehubungan dengan pemecahan masalah
§  Menunjukan data yang dibutuhkan dalam rangka memecahkan masalah, bagaimana data dikumpulkan, diolah dan diinterpretasikan hasilnya.
§  Kita perlu pula menambahkan bahwa, suatu proposal penelitian yang diperoleh melalui persaingan yang ketat harus mengungkapkan keunggulan rencana yang bisa drekomendasikan dibanding pesaing lain.
3.      Kerangaka dalam penyusunan proposal.
                       i.            Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
B. Fokus penelitian
C. Rumusan masalah
D. Tujuan penelitian
E. Manfaat penelitian
                     ii.            Studi pustaka (huruf kapital)
A...................
B...................
C...................
                   iii.            Metode penelitian
a.                                                                                           Alasan menggunakan metode kulitatif
b.                                                                                          Tempat penelitian
c.                                                                                           Sampel sumber data penelitian
d.                                                                                          Teknik pengumpulan data
e.                                                                                           Teknik analisis data
f.                                                                                           Teknik rencana pengujian keabsahan
                   iv.            Jadwal penelitian
                     v.            Organisasi pelaksana penelitian
                   vi.            Biaya penelitian
XIV.            PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
a.       Divinisi laporan penelitian
Laporan adalah suatu usaha untuk menceritakan proses dan pengalaman dalam melakukan penelitian.
b.      Sitematika isi laporan:
a.       Halaman judul
b.      Kata pengantar
c.       Daftar isi
d.      Pengalaman (masalah penelitian, ruang lingkup penelitian, kegunaan penelitian dll)
e.       Identifikasi, pemilihan, dan formulasi masalah
f.       Rancangan penelitian dan pengumpulan data
g.      Pengolah dan analisis data
h.      Penemuan-penemuan
i.        Kesimpulan
j.        Lampiran (berisi tehnik perhitungan (angka-angka))
k.      Daftar kepustakaan
c.       Tehnik dan petunjuk penulisan laporan
Cara penulisan laporan yang baik akan lebih mudah dicapai apabila terlebih dahulu dibuat garis besar (outline) dari laporan.
 Cara penulisan laporan yang baik dapat dicapai denganmemperhatikan petunjuk berikut;
1)      Tulislah sejelas mungkin, rangkaian kalimat harus sederhana mungkin. Dua tiga kalimat pendek mengkin dapat lebih menjelaskan dari pada satu kalimat yang panjang. Jangan menulis kalimat terlalu panjang, bagilah bahan yang akan ditulis dalam beberapa paragraf dab gunakan sujudul jika perlu samapi setiap butir yanga dianggap penting
2)      Berhati-hatilah dalam mengajukan terminologi. Dalam bidang ilmu pengetahuan sosial, istilah harus diberi definisis secara hati-hatai untuk menghindari adanya kesalahan. Istilah ilmiah harus diberi batasan secara jelas dan konsisten. Penulisan laporan harus disesuaikan dengan golongan pembaca. Gunakan istilah yang mudah dimengerti apabila sasarannya adalah masyarakat umum
3)      Berilah perhatian cecukupnya dalam hal tata bahasa, tata tulis, dan tanda baca.
4)      Sebisa mungkin gunakan kalimat langsung dan positif, hindari penggunaan kalimat yang berbelit-belit
5)      Berilah nomor untuk setiap bab, subab, seksi, subseksi, tabel dan diagram secara memadai dan konsisten gunakan footnote untuk kutipan-kutipan yang ada dab beri nomor secara berurutan, tempatkan footnote dibagian bawah halam yang bersangkut


DAFTAR PUSTAKA
Husaini Umar,DR.Dkk.Metodologi Penelitian Sosial.2004.Jakarta:PT.Bumi Aksar
oekadijo, Logika Dasar, tradisional, simbolik, dan induktif, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon : STAIN Cirebon, 2008.
Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta : Indekls, 2008.
Wahidin, Khaerul, dkk., Metode Penelitian, Cirebon : STAIN Press, 2002.
Soekadijo, Logika Dasar, tradisional, simbolik, dan induktif, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993
Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Jakarta : Indekls, 2008, Hal.
Sakaran, Uma, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, second edition, New York: John Wiley& Sons, Inc, 1992, Hal. 7-19
Leedy, Paul.D. and Jeanne.E. Ormrod. Practical Research: Planning and Design Research Edisi 8, Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall, 2005, Hal. 156-20
Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon : STAIN Cirebon, 2008, hal 31




[1] Hartono. Metodologi Penelitian. Pekanbaru:Zanafa.2011. Hal 13
[2] Cik Hasan Bisri & Eva Rufaidah. Model Penelitian Agama dan Dinamika Sosial. Jakarta:Raja Grafindo    Persada.2002. Hal  5
[3]  Nana Saodin. Metodolologi penelitian hukum. Jakarta: Remaja rosdakarya. 2006. Hal. 12
 

3 komentar:

  1. ini resume ato makalah :v gua singkat singkat dikit aja dah thk KK tingkat salam (UIN raden fatah)

    BalasHapus
  2. Thanks, tp buset panjang amat bang hahah

    BalasHapus