Senin, 13 Oktober 2014

KISAH SEDIH ...DI TINGAL TAMPA TALAK....




DI TINGAL TAMPA TALAK
Riasih adalah gadis desa yang terkenal giat berkerja dan tak kenal lelah, dia tingal di sebuah desa di sebuah dusun Ambat di Desa lekor bersama ibunya dan ke lima saudara- saudaranya. inak masi adalah wanita lanjut usia yang telah lama ditinggal oleh suaminya (amaq masi) dahulu sejak riasih masih kecil. Kini dia harus bekerja sendiri membanting tulang demi ke lima anaknya. Namun, riasih, yang satu-satunya menjadi anak sulung setelah di tinggal mati oleh kakaknya. Dia tidak tinggal diam melihat ibunya bekerja sendiri , riasih tak tega melihat ibunya yang sudah tua renta bekerja sendiri memeras keringat demi mencukupi kebutuhan mereka. Riasih memang anak yang baik, sifat ibunya yang suka bekerja keras telah melekat pada dirinya. Hingga pada suatu hari ketika riasih pergi membantu ibunya bekerja di sawah sebagai seorang buruh tani yang di bayar harian dengan upah yang pas-pasan. Riasih bekerja di  sawah milik inaq ida salah sorang tetangganya. yang juga tinggal di sebuah dusun namanya semapah yang masih termasuk satu desa dengannya yaitu desa lekor. Disaat riasih sedang bekerja, terlihatlah di sawah sebelah seorang pemuda yang sedang mencangkul sawahnya, riasih sempat melirik kearah pemuda itu dan merasa kagum serta tersanjung melihat semangatnya yang gigih. Tampa tersadar, rupanya lelaki itu juga memperhatikan riasih yang dari tadi melihatnya, pemuda itu heran dan bertanya-tanya dalam hatinya. ‘ siapakah gadis cantik yang dari tadi memperhatikanku bekerja” ? fikirnya;. Rasa penasaran di siang hari yang panas itu membuat lelaki itu ingin ingin segera menyapanya. Akhirnya, riasih yang sudah sejak tadi diperhatikan seorang pemuda kini tersedar dari pesonanya terhadap pemuda itu, dia tersipu malu, melihat seorang pemuda gagah memperhatikannya. Mungkin inikah yang disebut namanya cinta ? sang pemuda memberanikan diri untuk kenalan dengan riasih, riasih si gadis cantik yang baik tentu saja menerima sambutan perkenalan itu dengan senyum manisnya .

Salam : ‘( memulai pembicaraannya,). “ aku lihat kamu memperhatikanku dari tadi tadi disaat aku bekerja , adakah sesuatu yang salah dari caraku bekerja ?
Riasih ; oh, maaf. Bukannya begitu, aku kagum melihatmu bekerja dengan semangat di tengah terik matahari yang panas ini, kau begitu semangat dan sungguh-gungguh. ( tersipu malu)
Salam : terimakasih atas perhatianmu , oh ya, kalau boleh tau siapakah namamu ? dan dari mana asalmu ?
Riasih : namaku riasih, “aku anak desa sebelah dari dusun ambar desa lekor, aku disini membantu ibuku bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari”. Oh ya,, namamu siapa ?
Salam : ( terkagum ). Namaku salam, kita ternyata satu desa ya, sy dari dusun montongbile. Namun baru kali ini aku melihat seorang gadis cantik bekerja di sawah ini.
Riasih : senang berkenalan denganmu, jangan memujiku seperti itu, aku hanya gadis biasa yang hanya ingin mengurangi beban ibuku, dia sudah tua. Sehingga aku harus membantunya sebagai seorang anak.
Riasih yang baik hati, kini mempunyai kenalan baru seorang pemuda yang tampan, hari itu sudah siang, waktunya mereka pulang untuk istirahat, terik matahari memisahkan mereka berdua. Hari demi hari berlalu, riasih tetap pergi kesawah sepereti biasa dan seperti biasa juga dia bertemu dengan pemuda itu di tempat yang sama. Mereka berbincang, menceritakan kehidupan mereka masing-masing. Hingga tuhan memberikan perasaan kepada mereka masing-masing. Waktu berlalu,, pemuda itu jatuh hati kepada riasih, riasih pun jatuh cinta kepada salam.
akhirnya singkat cerita semenjak saat itu salam dan riasih saling menggadu kasih dan salam si lelaki tampan hampir setiap malam datang nge date ke rumahnya riasih. Mereka akhirnya pacaran. Singkat cerita 3 bulan kemudian malam itu,  sehingga satu malam salam datang ngapel dengan pakaian yang rapi dengan membawa senyuman indah yang nantinya akan disambut hangat oleh kekasihnya, namun apa yang terjadi pada salam, sesampainya disana salam melihat sosok lelaki sedang duduk di beranda rumah bersama riasih, melihat hal itu, salam sangat kecewa sekali, dia tidak bisa berkata sepatah kata, hanya bias terdiam melihat kenyataan yang tak terduga, sungguh malam itu  salam merasa cemburu, tetapi dalam hukum adat di kampung itu seorang tidak boleh membatasi orang bertamu kerumah perempuan asal tetap dalam kode etik, sesuai kode etik, masyarakat disana, laki laki yang datang belakangan harus ngantri, akhirnya salampun harus mengantri gilirannya. Sungguh bagaimanapun kecewanya salam atas kejadian ini, dia tidak cepat mengambil keputusan bodoh, dia akan tetap menunggu untuk mendengarkan penjelasan riasih nanti. Dan disaat tiba gilirannya, diapun masuk dengan muka kusut dan sebal, riasih yang melihat muka salam datang dengan seperti itu membuatnya bertanya, kakak kenapa ? apakah gerangan yang mebuat kakak datang seperti tak biasanya ? “tidak ada apa apa, jawabnya”. Mendengar itu, riasih bertanya lagi, tapi ko mukanya kusut sekali, apakah kakak marah? salampun menjawab. Setelah aku melihat kejadian tadi, hatiku sungguh risau, aku cemburu !  aku tidak senang ada laki laki lain yang mendekatimu”. Mendengar jawaban itu, ternyata riasih melakukan satu kesalahan besar, yakni telah menyakiti perasaan lelaki yang selama ini di cintainya. Dalam keheningan malam itu, mereke bedua terdiam sejenak, malam seolah-olah turut menyaksikan mereka berdua, malam menjadi hening, sunyi dan sepi. Akhirnya  dengan tiba-tiba riasih berkata :
kalau kaka gak senang laki laki lain mendekatiku. Lebih baik kakaq jadikan aku seorang istri supaya tidak ada yang mengganggu aku lagi. Mendengar kata-kata itu, salam terdiam sejenak, raut muka yang tadinya kusut berubah menjadi raut muka kebingungan, dia belum bisa menjawab pertanyaanya. Malam itu, salam pulang setelah berpamitan, pertanyaan riasih akan dijwab nanti. Siang malam, salam masih memikirkan tawaran riasih, sebenarnya salam sangat ingin menikahi kekasihnya namun dia tidak boleh terburu-buru dalam menanggapi hal serius ini, pernikahan membutuhkan persiapan mental dan fisik yang baik. Hingga pada suatu hari puncak dari semua itu adalah salam akan menikahi kekasihnya riasih yang tercinta. Setalah satu minggu, salampun kembali, malam itu dia menyatakan keinginannya dan ingin jujur kepada riasih. sesampainya di rumah riasih salampun masuk dan berbincang-bincang seperti biasa, pada akhirnya tiba saatnya salam ingin mengutarakan isi hatinya yaitu ia mengatakan ingin menikahi riasih. Mendengar perkataan itu, tampak wajah riasih bersinar ditengah gelapnya malam, dia begitu ceria dan terlihat sangat bahagia. Senyum manis merona terlihat di balik wajah cantiknya. Namun, salam pun melanjutkan omonganya. Sebenarnya ada satu hal yang selama ini di simpan oleh salam, rahasia ini di simpan dengan baik olehnya selama berpacaran, dia mengatakan kalau sebenarnya salam pernah menjalin keluarga dengan wanita lain dan sudah mempunyai seorang anak. ,mendengar perkataanya ,riasih pun kaget, tak menyangka seorang kekasih yang selama ini dicintainya sudah berkeluarga. Namun riasih berusaha tegar mendengar hal tersebut dan menyebunyikan kekecewaanya dengan berkata “mungkin semua sudah menjadi takdir Tuhan. akhirnya salampun pulang tampa mendapatkan jawaban dari riasih karena diapun tidak mau memaksa riasih menjawabnya. hubungan mereka masih tetap seperti sedia kala, salam masih tetap mendatangi riasih seperti biasa namun tidak sesering sedia kala sampai satu ketika malam itu salam sedang ngapel dan sempat  memberanikan diri untuk menayakan jawaban dari riasih. dengan malu malu riasih pun menjawab. walaupun kaka’ sudah duda tetapi hati ini tidak bisa kubohongi, kau tetap salam yang dulu, yang aku cintai, aku bersedia menjadi istri kakak, menjadi pendamping hidupmu untuk selama-lamanya. Mendengar jawaban itu, kini kehawatiran salam telah sirna, kehawatiran itu berubah menjadi sebuah kebahagian, ya, kebahagiaan bagi mereka berdua. akhirnya pada malam itu riasih dan salampun berjanji untuk menikah pada malam rabu dan riasih di suruh menunggu di bawah pohon pisang dekat dengan rumahnya untuk di curi.
pada malam yang sudah di sepakati, riasih dan salampun menikah yaitu pada tanggal 17 juni tahun 1084 tepat pada saat itu riasih sedang berumur 23 tahun sedangkan salam 27 tahun akhirnya merkapun mejalani hubungan keluarga dengan baik. Setelah beberapa tahun kemudian, pasangan ini pun di karuniai seorang anak dan di beri nama suriati yang kerap di paggil suri, dan nama yang kerap dipanggil riasih akhirnya berubah dengan kehadiran sang putri pertamanya menjadi inak sahuri dan salam juga menggunakan nama anak pertamanya yaitu amak sahuil hubungan keluarganyapun masih tetap baik hingga akhirnya pada suatu hari krisis moneterpun melanda keluarganya. akhirnya salampun pergi merantau ke luar daerah yaitu kalimantan tetapi belum saja mulai bertugas kerja diapun terkena penyakit mata yaitu mata membengkak dan akhirnya matanyapun sebelah rusak karena sakitnya tidak kunjung berhenti. akhirnya diapun di kirimkan uang untunk ongkos pulang ke kampung halamnya lagi akhirnya. amak shuilpun pulang dan sesampainya di rumahhya, inak sahuripun sedih melihat kondisi suaminya dengan terus merawatnya sehingga akhirnya lama kelamaan amak sahuwilpun berangsur angsur sembuh. walaupun  matanya sudah tidak sakit lagi tetapi tetap saja rusak yang sebelah  hingga akhirnya amak sahuwil pun pergi merantau lagi ke Kalimantan karena kondisi utang yangt melilit.setelah sampai disana akhirnya iapun mendapatkan pekerjaan  memetik buah sawit .dengan seiring berjalannya waktu iapun memperoleh penghasilan dari pekrerjaannya dan tetap mengirimkan uang kepada keluarganya yang ada dirumah. Dalam keadaan seperti itu, di satu sisi inak sahuri sedang hamil, bertepatan dengan tahun itu inak sahuri  melahirkan kembali seorang anak putra yang dinamakan sapriadi. Ya anak yang satu ini lahir tampa seorang bapak di sampingnya. semenjak kelahiran anak kedua ini, amak sahuil pun tidak pernah ada kabar lagi hingga beberapa tahun kemudian. terdengar kabar bahwa amak sahuil menikah lagi dengan orang jawa tengah tepatnya di bagian qudus yaitu teman merantaunya di Kalimantan dan diapun sudah punya rumah di sana. akhirnya inak sahuri yang sudah mendengar kabar tersebut iapun lasing pulang ke rumah ibunya bersama anak anaknya dan tinggal di rumah adiknya yaitu junaidi. dan pada beberpa tahun kemudian, mungkin sudah puluhan tahun amak sahuil dan istri dan anaknya pulang ke Lombok dan menjalani kehidupanya dan inak sahuri pun menjalankan kehudupan bersama anak-anaknya tampa pernah ada kata talaq dari amak sahuil. tetapi smua keadaan itu sudah di anggap sebagai sebuah perceraian dan tak lama kemudian amak sahuil dan istri dari jawa tersebut kembali lagi ke Kalimantan dan inak sauripun hidup berusaha di bidang pertanian untuk menghidupi dan menyekolahkan anak anaknya yaitu sahuri dan sapri hingga akhirnya merekapun masuk sekolah dasar. namun sayangnya, sahuri, kakaknya sapriadi. setelah lulus sekolah dasar tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidkan yang lebih tinggi lagi karena kondisi ekonomi yang tidak mendukung. akan tetapi sapriadi bisa melanjutkan sekolahnya dengan kondisi seadanya sampai pernah anak itu masuk panti asuhan. Sungguh berat kehidupannya, dia harus menikmati masa kecilnya dengan hidup susah. tetapi semua itu tidak di anggap sebuah aib oleh inak sahuri. yang penting anaknya bisa melanjutkan sekolahnya. Adalah satu tekad kuat seorang ibu untuk melihat anak-anaknya bahagia. hingga akhirnya si kecil sapri selalu memberikan kabar gembira kepada sang ibu yang tercinta, dengan menunjukkan hasil belajarnya yaitu selalu mendapatkan juara umum pada masa SMA hingga akhirnya pada tahun 2008 inak sahuripun dapat membuat rumah sederhana dari hasil sakap sawah dan di kelola untuk menanam tembakau. hingga anknya sahuripun menikah dan sapri pun lulus SMA pada tahun 2010.
 pada saat itu inak sahuripun tidak bsa membiayai anaknya untuk melanjutkan ke jenjang kuliah karena kondisi ekonomi yang tidak mendukung. Sapri anak yang selalu mendapatkan juara di kelasnya kini harus berhenti melanjutkan belajarnya. Dia ingin kuliyah , namun karena kondisi yang seperti itu, ia pun nganggur dan di suruh diam di salah satu pondok pesantren hingga pada akhinya pada tahun 2011 inak sahuripun mempunyai sedikit uang sekedar untuk biaya pendaftaran anaknya kuliyah. sapri mendaptarkan dirinya di kampus iain mataram dan hingga akhirnya di terima di jurusan PAI. seiring setelah beberapa bulan kuliah dan menyewa kos kosan di jepong dengan hargga 4 juta pertahun inak sahuripun tidak memiliki uang sebesar itu hingga iapun membayar setengahnya dulu sambil mengupulkan uang. tapi saying, inak sahuri tidak memiliki uang utuk bayar kos yang setengahnya hingga akhirnya sapripun harus berkerja keras mencari musalla sebagi tempat tinggalnya .setelah lama mencari, akhirnya dengan izin Allah Swt.  diapun mendaptkan musalla sebagai tempat tinggalnya sekaligus sebagai penjaga masjid  di kekalik jaya jalan panji asmara hingga saat ini.
 sampai saat ini anak ianak sahuri sapri sudah duduk di semester 6 dan mengambil kosentrasi fiqih.
By ..As-Saprs di bajang rantau


2 komentar:

  1. endingx blm jls nich...
    alur ceritanya jg trllu ringkaaasssss...
    sma majasnya blm ada nih kak...
    hehehey

    BalasHapus