RESUME
METODOLOGI PENELITIAN
DOSEN :PROF DR.HJ.SRI BANUN MUSLIM,M.PD.
Oleh
SAPRIADI/VB/PAI
151.111.048
JURUSAN PAI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN
INSTITUT AGAM AISLAM NEGERI(IAIN)MATARAM
2012/201
I.
PENGERTIAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
Penelitian dapat digolongkan menjadi dua
macam, sesuai dengan tingkat kwalitasnya yaitu penelitian ilmiah dan penelitian non ilmiah atau yang dilakukan oleh orang awam.
Penelitian non
ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang dikumpulkan
dan cara-cara pengumpulan data bersifat subyektif yang syarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan dari
si peneliti. Karena itu penelitian non ilmiah adalah penelitian yang coraknya subyektif.
Sedangkan penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan
yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk
mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai
masalah tersebut. Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi
(yang terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan dalam
penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau
menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran
kajian.
Berbeda dengan penelitian non ilmiah, penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan; eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya
Berbeda dengan penelitian non ilmiah, penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan; eksperimen, generalisasi, dan verifikasi juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya
Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa
pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh pancaindera, khususnya
melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu pernyataan mengenai
gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala itu
harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum atau rumus atau
teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.
II.
PENENELITIAN
ILMIAH
1.
Pengertian Penelitian
Penelitian pada hakikatnya
merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran
suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Para pakar
mengemukakan pendapat yang berbeda dalam merumuskan batasan penelitian atau
penyelidikan terhadap suatu masalah, baik sebagai usaha mencari kebenaran
melalui pendekatan ilmiah.
Secara umum, penelitian
diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan
secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan tertentu. Pengumpulan dan
analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif
dan kualitatif, eksperimental atau noneksperimental, interaktif atau
non interaktif. Metode-metode tersebut telah dikembangkan secara intensif,
melalui berbagai uji coba sehingga telah memiliki prosedur yang baku.
Penelitiaan merupakan
upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan dan menguji teori. Dalam
kaitannya dengan upaya pengembangan pengetahuan, Welberg (1986)
mengemukakan lima langkah pengembangan pengetahuan melalui
penelitian, yaitu: (1) mengidentifikasi masalah penelitian, (2) melakukan
studi empiris, (3) melakukan replikasi atau pengulangan, (4) menyatukan
(sintesis) dan mereviu, dan (5) menggunakan dan mengevaluasi (McMillan dan
Schumacher, 2001: 6 ).[1]
2.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Ø Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian adalah aspek-aspek yang ingin
diperoleh dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu sangat erat kaitannya
dengan jenis penelitian yang dilakukan.ujuan penelitian murni akan berbeda
dengan penelitian terapan, dan berbeda pula dengan penelitian evaluasi.[2]
Menurut V. Young dalam Scientific Social Survey
and Research dapat dipahami bahwa tujuan penelitian adalah:
a.
Menemukan fakta-fakta atau bukti-bukti baru
dalam lapangan pendidikan dan menguji fakta-fakta lama. Dengan demikian setiap
fkta-fakta yang telah ditemukan, pada waktunya perlu di uji kembali guna
memperoleh fakta-fakta yang lebih aktual.
b.
Menganalisa urutan-urutannya, antar hubungan
dan penjelasan-penjelasan sebab akibat yang muncul dalam kerangka teoritis yang
ada dalam refensi-referensi pendidikan.
c.
Mengembangkan alat-alat, konsep-konsep dan
teori-teori ilmiah yang baru dalm bidang pendidikan yang dapat memudahkan
validitas dan reliabilitas studi tentang tingkah laku manusia.
Menurut al-Ghizali,
tujuan penelitian adaalh untuk mengetahui:
1.
Hakekat ilmu pengetahuan menurut al-Ghazali.
2.
Cara
memperoleh ilmu pengetahuan.
3.
Transmisi ilmu pengetahuan dan tuhan
kepada manusia.
4.
Hakikat ilmu laduni dalam konteks ilmu
pengetahuan lainnya
Tujuan penelitian seyogyanya dirumuskan sebagai
kalimat pertanyaan yang konkret dan jelas tentang apa yang akan diuji,
dikonfirmasi,, dibandingkan, dikorelasikan dalam peelitian tersebut.[3]
Ø Kegunaan
Penelitian
Secara ringkas dapat dikemukakan beberapa
manfaat penelitian kependidikan:
1.
Hasil penelitian kependidikan dapt
menggambarkan keadaan pendidikan dan kemampuan sumber daya yang ada,
kemungkinan pengembangan serta hambatan-hambatan yang dihadapi atau dtemukan
dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya di lokai penelitian.
2.
Hasil peneitian dapat dijadikan alat untuk
mendiagnosa sebab kegagalan serta problem yang dihadapi dalam praktek
kependidikan, sehingga mudah dicarikan upata penanggulangannya.
3.
Hasil penelitian dapat dijadikan alat untuk
menyusun kebijakan-kebijakan atau policy dalam menyusun strategi pendidikan.
4.
Hasil penelitian dapat menggambarkan tentang
kemampuan dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan serta tenaga kerja baik
secara kualitas maupun kuantitas yang sangat berperan bagi keberhasilan praktek
pendidikan
Kegunaan/manfaat penelitian umumnya dipilah
menjadi dua kategori, yaitu teoritis/akademis dan praktis/fragmatis. Kegunaan
teoritis/akademis terkait dengan kontribusi
tertentu dari penyelenggaraan penelitian terhadap perkembangan teori dan ilmu
pengetahuan serta dunia akademis. Sedangkan kegunaan praktis/fragmatis
berkaitan dengan kontribusi praktis yang diberikan dari penyelenggaraan
penelitian terhadap obyek penelitian, baik individu, kelompok, maupun
organisasi.
3.
Fungsi Penelitian
a.
Informasi yang didapat akan sangat berarti
dalam memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi untuk melalui masa
berikutnya. Melalui penelitian dikumpulkan data untuk meramalkan beberapa
kejadian atau situasi masa yag akan datang.
b.
Mengendalikan peristiwa maupun gejala-gejala
yang terjadi.
Melalui penelitian juga dapat dikendalikan
peristiwa maupun gejala-gejala. Merancang sedemikian rupa suatu bentuk
penelitian untuk mengendalikan peristiwa itu. Perlakuannya disusun dalam
rancangan adalah membuat tindakan pengendalian pada variabel lain yang mungkin
mempengaruhi peristiwa itu.
III.
JENIS-JENIS PENELITIAN
1.
Penelitian berdasarkan
Tujuan
Selain berdasarkan pendekatan dan fungsinya, penelitian
juga dapat dibedakan berdasarkan tujuannya. Berdasarkan tujuannya dibedakan
antara penelitian deskriptif, prediktif improfit dan eksplanatif. Nana Syaodih
Sukmadinata (2005:18) mengemukakan sebagai berikut:
Penelitian Deskriptif, ditujukan untuk
mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Dalam studi
ini para peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan
tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan
seperti apa adanya. Penelitian deskriptif dapat berkenaan dengan kasus-kasus
tertentu atau sesuatu populasi yang cukup luas. Dalam penelitian deskriptif
dapat digunakan pendekatan kuantitatif, pengumpulan dan pengukuran data yang
berbentuk angka-angka, atau pendekatan kualitatif, penggambaran keadaan secara
naratif kualitatif. Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada saat ini atau
dalam kurun waktu yang singkat.
Penelitian Prediktif, studi ini ditujukan untuk
memprediksi atau memperkirakan apa yang akan terjadi atau berlangsung pada saat
yang akan dating berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. Penelitian
deskriptif dilakukan melalui penelitian yang bersifat korelasional dan
kecenderungan. Melalui penelitian korelasional, selain dapat dicari korelasi
antara dua atau lebih dari dua variebel juga dapat dihitung regresinya. Melalui
perhitungan regresi ini, baik regresi parsial maupun multiple dapat diprediksi
dampak atau kontribusi dari satu atau lebih dari satu variable terhadap
variabel lainnya. Sebagai contoh; prediksi tentang jumlah penduduk lima atau
sepuluh tahun yang akan dating bisa dihitung berdasarkan perkembangan penduduk
selama lima sampai sepuluh tahun yang lalu.
Penelitian Improftif, penelitian ini ditujukan
untuk memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan
atau pelaksanaan suatu program. Dalam bidang pendidikan seperti pelaksanaan
kurikulum, pembelajaran, evaluasi mata pelajaran, program praktik laboratorium,
praktik ketrampilan, bimbingan siswa, pengawasan sekolah, layanan perpustakaan
dan program pelatihan kepala sekolah, guru maupun staf administrasi. Untuk
memperbaiki atau menyempurnakan pelaksanaan program atau kegiatan digunakan
penelitian tindakan, sedang untuk memperbaiki, meningkatkan atau menghasilkan
program yang standar atau model digunakan penelitian eksperimental.
2.
Penelitian berdasarkan
Metode
Metode
Penelitian adalah suatu metode ilmiah yang memerlukan sistematika dan prosedure
yang harus ditempuh dengan tidak mungkin meninggalkan setiap unsur, komponen,
yang diperlukan dalam suatu penelitian (Mardalis 2007:14). Sementara Sugiyono
(2003:4) mengatakan bahwa jenis-jenis penelitian terbagi atas tujuan, metode,
tingkat eksplanasi, jenis data dan analisis.
Dan yang akan
diketengahkan di sini adalah definisi jenis penelitian berdasarkan metode
terdiri dari:
- Penelitian Survey
- Penelitian Ex Post Facto
- Penelitian Experimen
- Naturalisitk/Kualitatfi
- Policy Reseacrh/Kebijakan
- Action Research/Tindakan Aksi
- Penelitaian Evaluasi
- Penelitian Sejarah
1.
Penelitian Survey
Kerlinger
(1973, dalam Sugiyono:2003:7) mengatakan bahawa Penelitian Survey adalah
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian relatif, disrtibusi, dan hubungan-hubungan antar variabel
sosiologis maupun psikologis.
2.
Penelitian Ex Post Facto
Sugiyono (2003:9), Penelitian Ex Post adalah suatu penelitian yang
dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke
belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya
kejadian tersebut. Penelitian menggunakan logika dasar yang sama
dengan penelitian experiment
3.
Penelitian Experimen
Sugiyono
(2003:9), Penelitian Eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari
variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol
secara ketat. Terdapat empat bentuk metode experimen yaitu pre experimental,
true experimental, factorial dan quasi experimental. Sementara itu,
Tuckman (1982:128-156) mengatakan penelitian experimen umumnya dilakukan pada
laboratorium
4. Naturalisitk/Kualitatfi
Sugiyono
(2003:9) Penelitian Naturalistik adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan
secara tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. metode
Penelitian ini juga dikenal dengan penelitian kualitatf.
5. Penelitian Policy Research (penelitian kebijakan)
5. Penelitian Policy Research (penelitian kebijakan)
Majchrzak
(1984, dalam Sugiyono, 2003:7) mendefinisikan policy research adalah suatu
proses penelitian yang dilakukan pada atau analisis terhadap masalah-masalah
sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat
kepustusan untuk bertindaks secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
Penelitian research dimulai karena adanya masalah dan masalah ini pada umumnya
dimiliki oleh para Administrator.
6. Action Research/Tindakan Aksi
6. Action Research/Tindakan Aksi
Sugiyono
(2003:9) mengemukakan Penelitian Action Research Penelitian tindakan
adalah suatu proses yang dilalui oleh perorangan atau kelompok yang menghendaki
perubahan dalam situasi tertentu untuk menguji prosedur yang diperkirakan akan
menghasilkan perubahan tersebut dan kemudian setelah sampai pada tahap
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan, melaksanakan prosedur ini. Tujuan
utama penelitian ini adalah mengubah (1) Situasi (2) prilaku, (3) Organisasi
termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja dan pranata.
Sedangkan Husaini Usman, Purnomo Setiadi Akbar (2009:6) mengatakan
Penelitian tindakan bermaksud mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau
cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah di dunia kerja atau dunia aktual
yang lain
7. Penelitian Evaluasi
Suchman (1961,
dalam Suharsimi Arikunti (2009:1) memandang evaluasi sebagai sebuah proses
menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk
mendukung tercapainya tujuan.
Selanjutnya
Suharsimi Arikunto, Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:23-24) mengatakan ada dua
kemungkinan asal (dari mana) orang untuk dapat menjadi evaluator program
ditinjau dari program yang akan dievaluasi. Berdasarkan pertimbangan
evaluator dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam yaitu (1) evaluator
dalam, dan (2) evaluator luar.
Evaluator dalam
adalah petugas evaluasi program yang sekaligus merupakan salah seorang dari
petugas atau anggota pelaksana program yang dievaluasi. Sedangkan evaluator
adalah orang-orang yang tidak terkait dengan kebijakan dan implementasi
program. Mereka berada di luar dan diminta oleh pengambil keputusan untuk
mengevaluasi keberhasilan program atau keterlaksanaan kebijakan yang sudah
diputuskan.
Kiddler
(1981:84, dalam Sugiyono, 2003) mengatakan terdapat dua jenis dalam penelitian
evaluasi yaitu evaluasi Formatif dan evaluasi Sumatif.
Evaluasi
Formatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mendapatkan feedback atau umpan
balik suatu aktifitas dalam bentuk proses sehingga dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas program produk yang berupa barang atau jasa. Sementara
Evaluasi Sumatif menekankan pada efektifitas pencapaian program yang berupa
produk tertentu. (Sugiyono, 2003:9)
Sementara
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:43) mengemukakan bahwa
evaluasi Formatif secara prinsip merupakan evaluasi yang dilaksanakan ketika
program masih berlangsung atau ketika program masih dengan permulaan. Tujuan
evaluasi formatif tersebut adalah mengetahui seberapa jauh program yang
dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifkasi hambatan. Evaluasi
sumatif dilakukan setelah program berakhir. Tujuan dari evaluasi Sumatif adalah
untuk ketercapaian program.
8. Penelitian sejarah
Isaac (1981, dalam Sugiyono:2003:10) mengatakan bahwa tujuan penelitian
sejarah dalah untuk merekontruksi kejadian masa lampau secara sistematis dan
obyektif melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh,
sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta untuk membuat kesimpulan. Namun demikian
kesimpulan yang diperoleh sifatnya masih hipotesis.
IV.
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Secara garis besarnya, dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Pembuatan rancangan.
2. Pelaksanaan penelitian.
3. Pembuatan laporan penelitian.
2. Pelaksanaan penelitian.
3. Pembuatan laporan penelitian.
Adapun rincian langkah-langkahnya adalah :
1. Memilih
Masalah.
2. Studi
Pendahuluan.
3. Merumuskan
Masalah.
4. Merumuskan
anggapan dasar (hipotesis).
5. Memilih
pendekatan atau metode yang akan digunakan dalam penelitian.
6. Menentukan
variabel dan sumber data.
7. Menentukan dan
menyusun instrumen serta tehnik pengumpulan data, misalnya Observasi, interview
ataupun kuesioner.
8. Mengumpulkan
data.
9. Analisis data atau mengolah data
10. Menarik kesimpulan.Menyusun laporan.
V.
MENENTUKAN DAN MEMUTUSKAN
MASALAH
Masalah penelitian berbeda
dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah kehidupan dapat menjadi
masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan antara yang
seharusnya dengan kenyataan yang ada. Antara apa yang diperlukan dengan yang
tersedia antara harapan dan kenyataan.
a. Kriteria Masalah Penelitian
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih masalah penelitian:
1.
Memiliki nilai penelitian.
Masalah yang akan di
pecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif
2.
Memiliki Fisibilitas.
Fisibilitas artinya
masalah tersebut dapat di pecahkan atau di jawab.
b. Rumusan Masalah Penelitian yang baik.
Rumusan Masalah Penelitian yang baik,antara lain:
1.
Bersifat Orisinil, belum
ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.
2.
Dapat berguna bagi
kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
3.
Dapat diperoleh dengan
cara-cara ilmiah
4.
Jelas dan padat, jangan
ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
5.
Dirumuskan dalam bentuk kalimat
tanya.
6.
Bersifat etis, artinya
tidak bertentengan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan
agama.
c. Sumber Masalah Penelitian
Sumber Masalah Penelitian, antara lain:
1.
Buku bacaan atau laporan
hasil Penelitian
2.
Pengamatan sepintas
3.
Pernyataan pemegang
otoritas
4.
Perasaan Intuisi
5.
Diskusi,seminar, dan
pertemuan ilmiah lainnya.
VI.
HIPOTESIS
1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara tentang
suatu hal yang bersifat sementara dan belum dibuktikan kebenarannya secara
empiris dan ilmiah.
2. Fungsi Hipotesis
Secara singkat, Hipotesis berfungsi sebagai
berikut:
1. Untuk merumuskan jawaban sementara terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang muncul sehubungan dengan peristiwa yang terjadi.
2. Untuk menguji suatu kebenaran teori, pendapat
atau pertanyaan.
3. Untuk memberi ide dalam mengembangkan suatu
teori atau pendapat.
4. Untuk memperluas dan menjuruskan pengetahuab
dan pengertian kita terhadap gejala-gejala yang akan diteliti.
3. Merumuskan Hipotesis
Hal-hal yang harus diperhartikan dalam
merumuskan hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis harus bertalian dengan teori
tertentu, maksudnya hipotesis itu harus didasarkan dengan teori-teori yang
telah ada dalam literatur atau buku-buku ilmu pengetahuan.
2. Hipotesis harus dapat di uji dengan data-data
empiris, maksudnya hipoptesis itu harus dapat di tes berdasarkan hasil
data-data penelitian yang terkumpul.Itulah sebabnya hipotesis tidak boleh
mengandung unsur-unsur moral,sikap,atau nilai.
4. Jenis-jenis Hipotesis
Berdasarkan bentuknya, hipotesis ada tiga macam
yaitu:
1. Hipotesis Kerja
Hipotesis kerja juga disebut Hipotesis Alternatif (Ha). Hipotesis kerja
menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y atau adanya perbedaan antara
dua kelompok tertentu.
2. Hipotesis Nol (Nullhyphotheses)
Hipotesis nol sering disebut hipotesis statistik karena dalam penelitian
yang bersifat statistik, yaitu hipotesis yang di uji dengan perhitungan
statistik. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel
atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
3. Hipotesis Statistik
Yaitu Hipotesis yang menyatakan hasil observasi tentang populasi (manusia
atau benda) dalam bentuk kualitatif.
VII.
PENGERTIAN (SAMPLE,POPULASI,RESPONDEN,SUBYEK
PENELITIAN)
1)
Pengertian Sample
Sampel adalah
bagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili populasi dalam penelitian.
Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling yaitu daftar dari semua
unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat:
1.
Harus meliputi seluruh unsur sampel
2.
Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali
3.
Harus up to date
4.
Batas-batasnya harus jelas
5.
Harus dapat dilacak dilapangan
2)
Pengertian Populasi
Populasi atau
universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan
diduga. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Populasi sampling, contoh apabila kita mengambil rumah tangga sebagai
sampel, sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah tangga yang bekerja
sebagai PNS, maka seluruh rumah tangga adalah populasi sampling
2.
Populasi sasaran, sesuai dengan contoh di atas,
maka seluruh PNS adalah populasi sasaran
VIII.
TEKHNIK ATAU METODE PENGUMPULAN DATA
1. Macam-macam Tekhnik Pengumpulan data
a)
Angket (Kuesionare)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk
menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum,
pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk
pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan
(kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk
menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh
informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk
memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu
diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang
disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
b) Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa
macam tes dan alat ukur.
1) Tes
kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas,
disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
2) Tes
bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat seseorang.
3) Tes
intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang
dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur
intelegensinya.
4) Tes
sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap,
yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap
seseorang.
5) Tes
minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk
menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
6) Tes
prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
c)
Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses
penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena
mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam
pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam
berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan
dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan
takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap
netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan
jawaban kepada peneliti.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
1) Pedoman
wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis
besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas pewawancara
sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat tergantung pada
pewawancara.
2) Pedoman
pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci
sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda v
(check).
Dalam pelaksanaan penelitian dilapangan, wawancara biasanya wawancara
dilaksanakan dalam bentuk ”semi structured”. Dimana interviwer menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu
diperdalam dalam menggali keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara
seperti ini, maka semua variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat
diperoleh secara lengkap dan mendalam.
d)
Dokumen
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia
atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan
dari manusia (non-human resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan
statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan
berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa,
surat-surat resmi dan lain sebagainya.
Selain bentuk-bentuk dokumen tersebut diatas, bentuk lainnya adalah foto
dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto akan dapat mengungkap suatu
situasi pada detik tertentu sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang
berlaku saat itu. Foto dibuat dengan maksud tertentu, misalnya untuk
melukiskan kegembiraan atau kesedihan, kemeriahan, semangat dan situasi psikologis
lainya. Foto juga dapat menggambarkan situasi sosial seperti kemiskinan daerah
kumuh, adat istiadat, penderitaan dan berbagai fenomena sosial lainya.
Selain foto, bahan statistik juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen
yang mampu memberikan informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid, tenaga
administrasi dalam suatu lembaga atau organisasi. Data ini sangat membantu
sekali bagi peneliti dalam menganalisa data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif
ini analisa data akan lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian.
e)
Observasi
Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal,
maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam
pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus
mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala
bertingkat.
Seorang peneliti harus melatih dirinya untuk melakukan pengamatan.
Banyak yang dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil
pengamatan dari masing-masing individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap
kepekaan calon peneliti tentang realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain
realitas yang kita amati, tidak memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, akan
tetapi munurut kita hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan
non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat
secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan
observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti
tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.
Menurut Nasution, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan observasi, antara lain:
1) Harus
diketahu dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya ditempat-tempat pada
waktu tertentu atau terjadi diberbagai lokasi?
2) Harus
ditentukan siapa-siapa sajakah yang dapat diobservasi, sehingga benar-benar
representatif?
3) Harus
diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan sehingga relevan dengan
tujuan penelitian.
4) Harus
diketahui bagaimana cara mengumpulkan data, terutama berkaitan dengan izin
pelaksanaan penelitian.
5) Harus
diketahui tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi.
IX.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen,
antara lain:
a. Mengindentifikasikan
variabel-variabel yang diteliti
b. Menjabarkan
variabel-variabel dalam beberapa dimensi
c. Mencari
indikator-indikator setiap dimensi
d. Mendeskripsikan
kisi-kisi instrumen
e. Merumuskan
item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
f. Petunjuk
pengisian
Hal lain yang perlu diperhatikan agar instrumen yang disusun tepat sesuai
sasaran yang ingin dicapai adalah:
a. Menetapkan
sebuah konstruk, yaitu membuat batasan mengenai variabel yang diteliti.
b. Menetapkan
dimensi-dimensi, yaitu merumuskan unsur-unsur atau bagian-bagian yang ada pada
sebuah kontrak.
c. Menyusun
item-item pertanyaan atau pernyataan, yaitu menjabarkan sebuah dimensi-dimensi
ke dalam beberapa pertanyaan, untuk menerangkan konstruk variabel yang hendak
diteliti.
X.
KUESIONARE DAN PEDOMAN TEHNIK
PENGUMPULAN DATA
Kuesionare
Kuesionare adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk
menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum,
pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk
pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan
(kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk
menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah (a) untuk memperoleh
informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk
memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu
diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang
disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan
prosedur sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan
kuesioner.
2) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan
sasaran kuesioner.
3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub
variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan,
sekaligus unit analisisnya.
Hal lain yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
1) Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam
kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel penelitian, yang biasanya
sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang mengandung
indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian.
2) Tiap pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari
penjabaran definisi operasional, sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk
menjawab permasalahan penelitian.
Dalam kusioner, pertanyaan-pertanyaan yang diajaukan biasanya pertanyaan
mengenai hal-hal sebagai berikut:
1) Pertanyaan tentang fakta. Misalnya umur,
pendidikan, status dan agama
2) Pertanyaan tentang pendapat dan sikap, yang
menyangkut masalah perasaan dan sikap respondsen tentang sesuatu
3) Pertanyaan tentang informasi. Pertanyaan yang
menyangkut apa yang diketahui oleh responden
4) Pertanyaan tentang persepsi diri. Responden
menilai perilakunya diri dalam hubungannya dengan orang lain.
Ditinjau dari segi cara pemakain kuesioner, ada beberapa cara yang bisa
dilakukan oleh peneliti, antara lain:
1) Kuesioner digunakan dalam wawancara tatap
muka dengan responden
2) Kuesioner diisi sendiri oleh responden
3) Wawancara melalui telepon
4) Kuesioner dikirim melalui pos.
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam merumuskan/menyusun kusionare, antara lain:
1) Pakailah bahasa yang sederhana yang dapat
dipahami oleh responden.
2) Pakailah kalimat yang pendek yang mudah difahami.
3) Jangan terlampau cepat menganggap bahwa responden
telah memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang masalah penelitian.
4) Lindungi harga diri responden.
5) Bila ingin menanyakan suatu perasaan atau
tanggapan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, tanyakan terlebih dahulu
hal-hal yang menyenangkan.
6) Pertimbangkan pertanyaan bersifat langsung atau
tidak langsung.
7) Tentukan pertanyaan terbuka atau tertutup.
8) Masukkan hanya satu buah pikiran dalam tiap
pertanyaan.
9) Rumusan pertanyaan jangan sampai memalukan
responden. (lihat, Nasution, 2006:135-137)
XI.
ANALISIS DATA
a.
Pengertian Analisis Data
Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah
data menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut
dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah
yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.
b.
Tujuan Analisis Data
(a) Mendeskripsikan data, biasanya dalam bentuk
frekuensi, ukuran tendensi sentral maupun
ukuran dispersi, sehingga dapat dipahami karakteristik datanya.
ukuran dispersi, sehingga dapat dipahami karakteristik datanya.
(b) Membuat induksi atau menarik kesimpulan
tentang karakteristik populasi, atau karakteristik populasi berdasarkan data
yang diperoleh dari sampel (statistik). Kesimpulan yang diambil ini bisanya
dibuat berdasarkan pendugaan (estimasi) dan pengujian hipotesis.
c.
Langkah dan Prosedur Analisis Data
(a) Tahap mengumpulkan data, dilakukan melalui
instrumen pengumpulan data.(b) Tahap
editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data. (c)
Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat
dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti. (d) Tahap tabulasi
data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. (e) Tahap pengujian kualitas
data, yaitu menguji validitas dan realiabilitas instrumen pengumpulan data. (f) Tahap
mendeskripsikan data, yaitu tabel frekuensi dan/atau diagram, serta berbagai ukuran tendensi
sentral, maupun ukuran dispersi. tujuannya memahami karakteristik data sampel penelitian. (g)
Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap proposisi-proposisi yang dibuat
apakah proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna atau tidak. Atas dasar Pengujian
hipotesis inilah selanjutnya keputusan dibuat.
editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data. (c)
Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat
dalam instrumen pengumpulan data menurut variabel-variabel yang diteliti. (d) Tahap tabulasi
data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian. (e) Tahap pengujian kualitas
data, yaitu menguji validitas dan realiabilitas instrumen pengumpulan data. (f) Tahap
mendeskripsikan data, yaitu tabel frekuensi dan/atau diagram, serta berbagai ukuran tendensi
sentral, maupun ukuran dispersi. tujuannya memahami karakteristik data sampel penelitian. (g)
Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap proposisi-proposisi yang dibuat
apakah proposisi tersebut ditolak atau diterima, serta bermakna atau tidak. Atas dasar Pengujian
hipotesis inilah selanjutnya keputusan dibuat.
d.
Macam Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian, dibagi
menjadi dua, yaitu teknik analisis data diskriptif dan teknik analisis data
inferensial. Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui
statistika deskritif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.
Temasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian
data melalui tabel, grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean,
median atau modus.
Sementara itu teknik analisis data inferensial
dilakukan dengan statistik inferensial, yaitu statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan membuat kesimpulan yang berlaku umum.
XII.
MENGKAJI BAHAN
PUSTAKA
a.
Pengertian Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan
daftar referensi dari semua jenis referensi seperti
buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory
manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan
proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus dirujuk di
dalam skripsi. Referensi ditulis urut menurut abjad huruf awal dari nama
akhir/keluarga penulis pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru ditulis lebih
dahulu).
Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi
mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka
yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
b.
Sumber kajian pustaka
Secara garis besar, materi kepustakaan dapat
dibagi atas sumber acuan primer dan sumber acuan sekunder. Yang termasuk sumber
acuan primer, antara lain: jurnal, skripsi, tesis, disertasi, bulletin dsb.
Sedangkan sumber acuan sekunder terdiri atas: text book, encyclopedia,
monograph, hasil review dsb. Karena sifatnya yang lebih baku sering pula
disebut “sumber pustaka baku”. Sifatnya lebih permanen, maka pada umumnya
memiliki waktu, masa usia terbit yang lebih lama. Dampaknya teori-teori yang
ada di dalamnya telah terpaut beberapa tahun dengan penelitian yang tengah
dilakukan.
c.
Kriteria Pemilihan Sumber Pustaka
Kriteria pemilihan sumber pustaka mencakup:
1.
Ketetapan (adequa-cy)
Isi dari sumber pustaka sesuai dengan
penelitian yang dilaksanakan.
2.
Kejelasan (clarity)
Sumber pustaka harus mudah dipahami atau
dimengerti oleh peneliti.
3.
Empiris (empericalness)
Sumber pustaka itu berdasarkan pada kenyataan
bukan hasil imajinasi.
4.
Terorganisasi (Organization)
Isi dari sumber
pustaka harus terorganisasi dengan baik sehingga memudahkan peneliti untuk
mencari informasi.
5.
Kemutakhiran (Recen-cy)
Sumber pustaka harus berdasarkan perkembangan
terbaru dalam bidangnya (up to date).
6.
Relevansi (relevance)
Sumber pustaka berhubungan dengan penelitian.
7.
Meyakinkan (convic-ingness)
Sumber pustaka dapat menjadi acuan yang
terpercaya bagi peneliti.
Berdasarkan penggunaan acuan diatas yaitu:
sumber acuan umum dan khusus, penelitian dapat melakukan dua penelaahan atau
analisis dalam mengambarkan kajian pustaka yang berkaitan. Penalaran deduktif
dilakuakn berdasarkan teri-teri atau konsep-konsep umum yang ada dan penalaran
induktif dilakukan berdasarkan sintesis atau pemaduan hasil-hasil penelitian.
Secara garis besar sumber bacaan ini dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1. Referensi
umum: sumber yang dijadikan rujukan utama oleh peneliti, misalnya dari artikel
tertentu, karangan ilmiah, buku, dan dokumen lainnya yang berkaitan langsung
dengan pertanyaan penelitian. Referensi umum merupakan indeks, yaitu daftar
pengarang, judul buku, tempat penerbitan artikel atau wacana atau berupa
abstrak.
2. Sumber
primer: adalah publikasi di mana seseorang melakukan penelitian penelitian
kemudian diterbitkan. Penulis mengkomunikasikan temuannya secara langsung
kepada pembaca. Sumber primer penelitian pendidikan adalah journal, misalnya
Journal of Research in Science Teaching. Ada journal yang diterbitkan bulanan,
tiga kali dalam setahun, dan artikel yang dimuat merupakan laporan hasil
penelitian.
3. Sumber
sekunder: adalah publikasi di mana penulis mendeskripsikan hasil karya orang
lain. Sumber sekunder adalah buku (text books), ensiklopedia pendidikan, kajian
penelitian, atau buku tahunan.
d.
Catatan hasil kajian pustaka
hasil dari catatan kajian kepustakaan tersebut
dapat diklasifikasi atas empat prinsip, antara lain:
a)
Quation, kalimat per kalimat apa yang ditulis
oleh penulis dikutip, bahkan apabila perlu di-copy, sehingga memudahkan bagi
peneliti dalam penyusunan catatan kaki (footnote).
b)
Paraphrase, peneliti mencatat konklusi
pernyataan penulis dalam bentuk bahasa peneliti.
c)
Summary, isi artikel dikutip oleh peneliti
dalam bentuk pernyataan.
d)
Evaluation, peneliti mencoba mengungkapkan
reaksinya, setuju ataupun tidak setuju terhadap pernyataan peenulis pustaka, atau
peneliti mencantumkan interpretasinya.
XIII.
PROPOSAL PENELITIAN
1. Difinisi proposal
Proposal merupakan rencana kegiatan sebagai
atau pedoman kerja yang mencerminkan kulaitas penelitian yang akan dilakukan.
Dengan adanya proposal, penelitian menjadi jelas tentang apa yang akan
dilakukan secara variabel, problematika, tujuan, hipotesis, populasi dan
sampel, instrumen pengumpulan data, serta teknis analisis data talah diketahui
dengan jelas.
Jadinya proposal adalah, sekumpulan
perancanaan yang telah dibuat dalam melakukan suatu penelitian.
2. Tujuan pembuatan proposal.
§
Mengungkapkan masalah-masalah yang penting untuk diteliti
§
Mendiskusikan usaha yang harus dilakukan dalam penelitian
sehubungan dengan pemecahan masalah
§
Menunjukan data yang dibutuhkan dalam rangka memecahkan
masalah, bagaimana data dikumpulkan, diolah dan diinterpretasikan hasilnya.
§
Kita perlu pula menambahkan bahwa, suatu proposal
penelitian yang diperoleh melalui persaingan yang ketat harus mengungkapkan
keunggulan rencana yang bisa drekomendasikan dibanding pesaing lain.
3. Kerangaka dalam penyusunan proposal.
i.
Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
B. Fokus penelitian
C. Rumusan masalah
D. Tujuan penelitian
E. Manfaat penelitian
ii.
Studi pustaka (huruf kapital)
A...................
B...................
C...................
iii.
Metode penelitian
a.
Alasan menggunakan metode kulitatif
b.
Tempat penelitian
c.
Sampel sumber data penelitian
d.
Teknik pengumpulan data
e.
Teknik analisis data
f.
Teknik rencana pengujian keabsahan
iv.
Jadwal penelitian
v.
Organisasi pelaksana penelitian
vi.
Biaya penelitian
XIV.
PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
a.
Divinisi laporan penelitian
Laporan
adalah suatu usaha untuk menceritakan proses dan pengalaman dalam melakukan
penelitian.
b.
Sitematika isi laporan:
a. Halaman
judul
b. Kata
pengantar
c. Daftar
isi
d. Pengalaman
(masalah penelitian, ruang lingkup penelitian, kegunaan penelitian dll)
e. Identifikasi,
pemilihan, dan formulasi masalah
f. Rancangan
penelitian dan pengumpulan data
g. Pengolah
dan analisis data
h. Penemuan-penemuan
i.
Kesimpulan
j.
Lampiran (berisi tehnik perhitungan
(angka-angka))
k. Daftar
kepustakaan
c.
Tehnik dan petunjuk penulisan laporan
Cara
penulisan laporan yang baik akan lebih mudah dicapai apabila terlebih dahulu
dibuat garis besar (outline) dari laporan.
Cara penulisan laporan yang baik dapat dicapai
denganmemperhatikan petunjuk berikut;
1)
Tulislah sejelas mungkin, rangkaian kalimat
harus sederhana mungkin. Dua tiga kalimat pendek mengkin dapat lebih
menjelaskan dari pada satu kalimat yang panjang. Jangan menulis kalimat terlalu
panjang, bagilah bahan yang akan ditulis dalam beberapa paragraf dab gunakan
sujudul jika perlu samapi setiap butir yanga dianggap penting
2)
Berhati-hatilah dalam mengajukan terminologi.
Dalam bidang ilmu pengetahuan sosial, istilah harus diberi definisis secara
hati-hatai untuk menghindari adanya kesalahan. Istilah ilmiah harus diberi
batasan secara jelas dan konsisten. Penulisan laporan harus disesuaikan dengan
golongan pembaca. Gunakan istilah yang mudah dimengerti apabila sasarannya
adalah masyarakat umum
3)
Berilah perhatian cecukupnya dalam hal tata bahasa,
tata tulis, dan tanda baca.
4)
Sebisa mungkin gunakan kalimat langsung dan
positif, hindari penggunaan kalimat yang berbelit-belit
5)
Berilah nomor untuk setiap bab, subab, seksi,
subseksi, tabel dan diagram secara memadai dan konsisten gunakan footnote untuk
kutipan-kutipan yang ada dab beri nomor secara berurutan, tempatkan footnote
dibagian bawah halam yang bersangkut
DAFTAR PUSTAKA
Husaini Umar,DR.Dkk.Metodologi Penelitian
Sosial.2004.Jakarta:PT.Bumi Aksar
oekadijo, Logika Dasar, tradisional, simbolik, dan induktif, Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon
: STAIN Cirebon, 2008.
Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar,
Jakarta : Indekls, 2008.
Wahidin, Khaerul, dkk., Metode Penelitian, Cirebon : STAIN Press,
2002.
Soekadijo, Logika Dasar, tradisional, simbolik, dan induktif,
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993
Vardiansyah, Dani, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar,
Jakarta : Indekls, 2008, Hal.
Sakaran, Uma, Research Methods for Business: A Skill Building Approach,
second edition, New York: John Wiley& Sons, Inc, 1992, Hal. 7-19
Leedy, Paul.D. and Jeanne.E. Ormrod. Practical Research: Planning and
Design Research Edisi 8, Ohio : Pearson Merrill Prentice Hall, 2005,
Hal. 156-20
Toto Syatori Nasehuddien. Metodologi Penelitian (Sebuah Pengantar). Cirebon
: STAIN Cirebon, 2008, hal 31
ini resume ato makalah :v gua singkat singkat dikit aja dah thk KK tingkat salam (UIN raden fatah)
BalasHapusThanks, tp buset panjang amat bang hahah
BalasHapusthanks ijin belajar
BalasHapus